HOME VISIT CARA UNIK KS SMP NEGERI 40 PURWOREJO
DI DALAM MEMONITOR JALANNYA KBM DARING DI SEKOLAHNYA
Pembelajaran di masa pandemi COVID-19 ini memang membutuhkan pemikiran luar biasa. Hal ini diakibatkan karena tidak diperbolehkannya Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah sebelum zona hijau. Akibatnya proses belajar mengajar di sekolah harus melalui pembelajaran jarak jauh hal ini hanya mampu dilakukan melalui akses jaringan internet. Pembelajaran jarak jauh melalui jaringan internet ini dikenal dengan istilah pembelajaran DARING (Dalam Jaringan).
Meskipun dengan alasan tertentu diantaranya siswa tidak punya android, pulsa apalagi jaringan internet di rumah maka sekolah harus menggunakan sistem tugas/penugasan. Sistem ini dengan menghadirkan orang tua siswa ke sekolah untuk mengambil materi dan tugas guru selanjutnya dikumpulkan kembali ke sekolah. Jangka waktu pengambilan tugas dan pengumpulan bisa 3, 4 hari. Sistem pembelajaran yang kedua ini dikenal dengan istilah pembelajaran LURING (Luar Jaringan)
SMP Negeri 40 Purworejo meskipun sekolah pinggiran namun tetap mengedepankan analisis ilmiah di dalam menerapkan ke-dua sistem pembelajaran tersebut. Yang mana pada akhirnya dicoba dulu sistem pembelajaran yang tersulit yaitu sistem DARING. Alasannya supaya sebelum memutuskan memakai LURING/DARING-LURING SMP Negeri 40 Purworejo memiliki alasan yang tepat jika akan berubah ke LURING/DARING-LURING jadi tidak asal saja.
Memang sistem ini membutuhkan kerja keras dari kepala sekolah, guru, siswa/orang tua dimana ketiga-tiganya harus betul-betul mampu bersinergis. Guru harus belajar terus macam-macam aplikasi daring untuk menemukan mana yang paling cocok buat mereka mengajar kelak. Kepala sekolah harus siap mensupervisi guru dan memonitor kegiatan siswa belajar di rumah (BDR) memakai sistem daring. Orang tua harus siap memfasilitasi putra-putrinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar daring dan siswa harus disiplin dalam mengikuti jadwal kegiatan belajar di rumah.
Dari hasil kunjungan lapangan/ home visit ke rumah siswa kami dapatkan bahwa orang tua merasa kerepotan dalam membimbing materi pembelajaran yang diberikan ke-anaknya, siswa belum memahami betul fitur-fitur di android sehingga perlu belajar, orang tua dan siswa sangat menginginkan belajar di sekolah dan jaringan internet yang kadang-kadang lemah di rumah mereka.
Luar biasa memang tapi mengasyikan untuk dicermati sistem baru, situasi dan kondisi baru itulah NEW HABBIT di sekolah. Mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan karena sekolah yang identik dengan belajar memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kualitas anak bangsa ke depan. Jika gagal maka di tahun ini kita turun level lagi dalam kualitas pendidikan antar bangsa di dunia khususnya ASEAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar