Kamis, 03 Februari 2022

KEPALA SEKOLAH PENGGERAK


KEPALA SEKOLAH PENGGERAK

Oleh : Himawan Susrijadi, S.Pd.,M.Pd.
Kepala SMP Negeri 40 Purworejo


Pasal 1 ayat (1) Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 menyatakan bahwa "Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), atau Sekolah Indonesia di Luar Negeri."

Lalu Pasal 15 ayat (1) menyatakan bahwa "Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan." Lalu pada ayat (2) dinyatakan bahwa "Beban kerja Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan."

Berdasarkan kepada tupoksinya, kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan mutu sekolah. Mengapa? Karena kepala sekolah disamping sebagai seorang pimpinan (leader), administrator, juga seorang manajer. Semua hal yang berkaitan dengan sekolah, baik sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya non-SDM seperti sarana dan prasarana dan prasarana menjadi tanggung jawabnya. Seorang kepala sekolah harus memiliki 5 (lima) kompetensi, yaitu (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi manajerial, (3) kompetensi supervisi, (4) kompetensi kewirausahaan, dank (5) kompetensi sosial.

Dalam konteks 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang menjadi ukuran mutu sekolah, seorang kepala sekolah pun memiliki tanggung jawab untuk meningkatkanya melalui implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang saat ini digulirkan Kemendikbud.

Kepala sekolah adalah orang terpilih. Dia sebelum diangkat menjadi kepala sekolah terlebih dahulu harus lulus diklat calon kepala sekolah selama 300 JP. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah diharapkan memiliki kesiapan ilmu, fisik, dan mental dalam menjalankan tugasnya.

Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah diharapkan menjadi lokomotif perubahan di sekolah tempatnya bertugas. Dengan kata lain, mutu dan karakteristik sekolah sangat tergantung dari peran kepemimpinannya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus menjadi teladan bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan para siswanya. Keteladanan akan melahirkan wibawa, kekaguman, penghormatan, dan penghargaan terhadap dirinya dari semua warga sekolah bahkan warga sekitar.

Sebagai seorang administrator, kepala kepala sekolah mengelola berbagai administrasi sekolah seperti administrasi kepegawaian, administrasi kesiswaan, administrasi keuangan, administrasi sarpras, administrasi persuratan, dan sebagainya. Berbagai administrasi tersebut menjadi bukti fisik dan akuntabilitas sekolah saat ada pemeriksaan, akreditasi, atau penilaian kinerja kepala sekolah. Dalam melakukannya, dia bisa dibantu oleh staf.

Sebagai manajer, tentunya seorang kepala sekolah harus mampu mengelola berbagai bidang seperti masalah kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, kesiswaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Memang kepala sekolah harus pinter....😀

Dalam melakukannya, tentunya dia tidak dapat melakukannya seorang diri karena dia bukan superman atau superwoman. Selain itu, gaya single fighter atau one man show juga kurang baik dalam sebuah manajemen. Hanya membuat capai lahir dan batin baginya dan akan menimbulkan pandangan miring dari warga sekolah

Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus membagi tugas dan memberdayakan guru, pendidik dan tenaga kependidikan agar mereka merasa dianggap penting, merasa dianggap perlu, merasa dilibatkan, merasa diberi ruang kreativitas dan inovasi. Dengan demikian, akan muncul rasa tanggung jawab dan rasa diakui dalam lingkungan kerjanya.

Budaya "tepuk bahu" dan budaya apresiasi perlu dikembangkan sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi atau semangat para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Walau demikian, pengawasan dari kepala sekolah tetap harus dilaksanakan karena setiap keputusan bermuara kepada tanggung jawab. Pengawasan yang longgar cenderung berpotensi terhadap pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang. Perlu regenerasi pengawas ...💗

Mutu sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memprioritaskan pembinaan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah berbagai cara seperti memberikan kesempatan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, In House Training (IHT), workshop, magang, mengikuti KKG/MGMP/MGBK, dan sebagainya. Bukan hanya bangun gedung... itu sih baik ketimbang nggak ngapa ngapain.....😁

Kepala sekolah penggerak akan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan cepat bergerak untuk membangun lingkungan yang baru tersebut. Dia juga akan cepat mempelajari lingkungan dan karakteristik Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pendukung dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai pemimpin.

Kepala sekolah penggerak akan berjiwa dinamis, senang terhadap perubahan ke arah yang semakin positif meskipun tentunya akan dihadapkan pada berbagai tantangan. Kepala sekolah penggerak akan sigap menangkap berbagai peluang untuk peningkatan mutu sekolahnya. Misalnya peningkatan kerjasama dengan Komite Sekolah dan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) seperti dunia usaha/ dunia industri, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Jangan takut-takut... takut ini, takut itu...😂

Sebagai kepala sekolah penggerak harus memiliki kemampuan komunikasi dan kemampuan lobi yang baik agar berbagai stakeholder tersebut bisa mendukung dan berpartisipasi dalam peningkatan mutu sekolah, sehingga mutu sekolah bisa cepat meningkat. Sepanjang pengamatan saya, kepala sekolah yang supel dalam bergaul dan berkomunikasi, biasanya mutu sekolah yang dipimpinnya cepat meningkat dan berkembang. Mereka bukan hanya merangkul stakeholder di dalam negeri, bahkan sampai di luar negeri. 

Pada dasarnya, setiap pihak akan merasa senang jika mereka diundang atau dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program sekolah. Misalnya program sekolah dalam bidang lingkungan, kesehatan, pencegahan narkoba, dan sebagainya dapat melibatkan puskesmas, polisi, koramil, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan sebagainya. Sekolah pun dapat bermitra dengan pihak media, karena zaman sekarang media memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menyosialisasikan berbagai program dan kegiatannya. Media pun bisa menjadi sarana pencitraan publik bagi sekolah.

Agar para kepala sekolah mampu menjadi sosok kepala sekolah penggerak, maka pemerintah atau yayasan perlu meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai program seperti diklat, workshop, dan sebagainya. Pembinaan pengawas pun perlu dioptimalkan dalam membina mereka. Dan untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja mereka, pemerintah perlu memberikan apresiasi dan meningkatkan tunjangannya karena tugas mereka tidak mudah. Terakhir : kinerja kepala sekolah bisa efektif jika jarak tempat tinggal tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya apalagi jika kepala sekolah tersebut adalah Kepala Sekolah Penggerak. Wallaahu a'lam.

Senin, 31 Januari 2022

Himawan Susrijadi, S.Pd.,M.Pd.


DIPIKIR DALEM-DALEM

Oleh: Himawan Susrijadi, S.Pd.,M.Pd.
Kepala SMP Negeri 40 Purworejo



Meskipun sebagai kepala sekolah di wilayah pinggiran "SMP Negeri 40 Purworejo" tidak menutup kemungkinan saya mengobrol dengan banyak orang. Baik via japri, video conference, hingga tatap-tatapan muka secara langsung tanpa diwasilahi teknologi. Dan terasa ada banyak keresahan soal pendidikan. Baik itu di sekitarnya secara khusus, maupun di Indonesia pada umumnya. (Saya punya group kepala sekolah SMP berprestasi se-Indonesia)

Jujur saja saya tidak ikutan resah. Ini beneran lho. Suwer terkewer-kewer. ✌️ Mestinya ya ikutan, kan yo guru...? Jadi tahu kondisi riil di lapangan. Tapi ya gimana...? Masak harus memaksakan diri. Katanya "merdeka" dari penindasan...?
Kenapa tak ikutan resah...? Mungkin ada yang melontarkan pertanyaan tersebut. Dan sebelum saya bisa menjawab, akan disusul rentetan pertanyaan semacam ini, "Apa siswa anda sudah ber etika...? Apa murid saudara selalu fokus pada saat pembelajaran...?"
Mungkin juga akan terpaksa saya bilang "hop-hop". Kalau nggak digituin, bisa panjang nian ceritanya. Bisa bermil-mil. Karena biasa sih, orang kita kan kepo. Mau tau aja. Meskipun "tahunya" itu tak bermanfaat apa-apa. Sama seperti tulisan ini...

Setelah berkata stop tentu terlihat beradab, jika saya langsung jawab tanpa harus ngeles ono ini. Makanya saya jawab di paragraf ini dan selanjutnya. Alasannya simpel, itu bagian dari kehidupan. Tak mungkin dong, hidup lempeng terus, begitu pula dengan pendidikan. Tentu ada kelok-keloknya. Misalnya kelokannya kebanyakan dan membahayakan umat, ya dipindah saja jalurnya. Gitu aja kok repot.

Dan saya sadar sesadar-sadarnya jawaban sejenis ini tidak memuaskan. Namun yang bertanya pun harus sadar diri, bahwa tiap orang punya pendapat yang berbeda-beda. Tak boleh diseragam-seragamkan. Kalaupun jawaban itu dianggap nyleneh. Itu bisa jadi cuma persepsi seseorang atau sekelompok orang, belum tentu semua orang.

Terus pertanyaan selanjutnya, yaitu tentang etika. Mestinya yang bertanya ini, bercermin dulu. Lihat penampilannya sudah tepat apa belum, perkataannya sudah santun apa belum, perbuatannya sudah bagus apa belum. BELUM...?

Ya, saya nggak mampu komen jika begitu kenyataannya. Namun bila SUDAH, kok masih bermasalah. Ya dicari dengan teliti, mana-mana hal yang memicu dan memacu terjadinya itu. Dan mencoba mencari solusinya. Saya yakin semua guru bisa. Namun, mungkin yang kurang adalah ketelatenannya. Dan suka berlindung dibalik jargon "Anaknya orang nggak usah dipikir dalem-dalem...?"


Purworejo, 31 Januari 2022

HIMAWAN SUSRIJADI, S.Pd.,M.Pd.

  GURU PERLU AKTIF BERLITERASI Oleh : HIMAWAN SUSRIJADI, S.Pd.,M.Pd. Kepala SMP Negeri 12 Purworejo KURIKULUM Merdeka adalah kurikulum denga...