DIPIKIR DALEM-DALEM
Oleh: Himawan Susrijadi, S.Pd.,M.Pd.Kepala SMP Negeri 40 Purworejo
Meskipun sebagai kepala sekolah di wilayah pinggiran "SMP Negeri 40 Purworejo" tidak menutup kemungkinan saya mengobrol dengan banyak orang. Baik via japri, video conference, hingga tatap-tatapan muka secara langsung tanpa diwasilahi teknologi. Dan terasa ada banyak keresahan soal pendidikan. Baik itu di sekitarnya secara khusus, maupun di Indonesia pada umumnya. (Saya punya group kepala sekolah SMP berprestasi se-Indonesia)
Jujur saja saya tidak ikutan resah. Ini beneran lho. Suwer terkewer-kewer. ✌️ Mestinya ya ikutan, kan yo guru...? Jadi tahu kondisi riil di lapangan. Tapi ya gimana...? Masak harus memaksakan diri. Katanya "merdeka" dari penindasan...?
Kenapa tak ikutan resah...? Mungkin ada yang melontarkan pertanyaan tersebut. Dan sebelum saya bisa menjawab, akan disusul rentetan pertanyaan semacam ini, "Apa siswa anda sudah ber etika...? Apa murid saudara selalu fokus pada saat pembelajaran...?"
Mungkin juga akan terpaksa saya bilang "hop-hop". Kalau nggak digituin, bisa panjang nian ceritanya. Bisa bermil-mil. Karena biasa sih, orang kita kan kepo. Mau tau aja. Meskipun "tahunya" itu tak bermanfaat apa-apa. Sama seperti tulisan ini...
Setelah berkata stop tentu terlihat beradab, jika saya langsung jawab tanpa harus ngeles ono ini. Makanya saya jawab di paragraf ini dan selanjutnya. Alasannya simpel, itu bagian dari kehidupan. Tak mungkin dong, hidup lempeng terus, begitu pula dengan pendidikan. Tentu ada kelok-keloknya. Misalnya kelokannya kebanyakan dan membahayakan umat, ya dipindah saja jalurnya. Gitu aja kok repot.
Dan saya sadar sesadar-sadarnya jawaban sejenis ini tidak memuaskan. Namun yang bertanya pun harus sadar diri, bahwa tiap orang punya pendapat yang berbeda-beda. Tak boleh diseragam-seragamkan. Kalaupun jawaban itu dianggap nyleneh. Itu bisa jadi cuma persepsi seseorang atau sekelompok orang, belum tentu semua orang.
Terus pertanyaan selanjutnya, yaitu tentang etika. Mestinya yang bertanya ini, bercermin dulu. Lihat penampilannya sudah tepat apa belum, perkataannya sudah santun apa belum, perbuatannya sudah bagus apa belum. BELUM...?
Ya, saya nggak mampu komen jika begitu kenyataannya. Namun bila SUDAH, kok masih bermasalah. Ya dicari dengan teliti, mana-mana hal yang memicu dan memacu terjadinya itu. Dan mencoba mencari solusinya. Saya yakin semua guru bisa. Namun, mungkin yang kurang adalah ketelatenannya. Dan suka berlindung dibalik jargon "Anaknya orang nggak usah dipikir dalem-dalem...?"
Purworejo, 31 Januari 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar